03/05/2013 (All day)
Bangkok,
Thailand -- Indonesia telah membuat kemajuan signifikan di semua
indikator pendidikan untuk semua (PUS). Meski demikian, capaian di
bidang pendidikan anak usia dini, kecakapan hidup, dan mutu pendidikan
masih butuh dipercepat. Tantangan yang sama dialami juga oleh
negara-negara asia lainnya. Demikian benang merah pada kegiatan 13th
Regional Meeting on National EFA Coordinators: The Big Push atau
Pertemuan Koordinator Pendidikan untuk Semua (PUS) di Bangkok, Thailand,
Selasa-Rabu (26-27/2).
Pada kegiatan yang dihadiri Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Lydia Freyani Hawadi
dan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rahman
ini, para peserta memaparkan pencapaian enam indikator PUS di negaranya
masing-masing.
Terdapat enam indikator untuk mengukur
keberhasilan PUS, yaitu pendidikan dan perawatan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan kecakapan hidup, kemelekaksaraan, paritas
gender, dan mutu pendidikan. Dipaparkan Lydia Indonesia sudah mencapai
kemajuan yang signifikan pada semua indikator.
Pada angka melek aksara misalnya, target Dakar
menetapkan pengurangan 50 persen jumlah buta aksara yang ada pada 2000
untuk tahun 2015. Tanpa harus menunggu sampai tahun 2015, Indonesia
telah mencapai target ini pada tahun 2007 dengan jumlah melek aksara
sebanyak 92,80 persen.
Keberhasilan yang sama juga terjadi pada paritas
gender. Kemajuan signifikan telah dicapai Indonesia untuk menyediakan
akses yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk semua jenjang
pendidikan. Tahun 2011, indeks paritas gender pada SD mencapai 98,16
persen dan untuk SMP adalah 96,98 persen.
Capaian Indonesia yang amat baik, kata Dirjen
PAUDNI, terdapat pula pada indikator pendidikan dasar universal. Di
tahun 2011, angka partisipasi murni (APM) sekolah dasar mencapai 95,55
persen dan APK sekolah menengah pertama adalah 99,47 persen. Sementara
untuk pendidikan anak usia dini, Indonesia sudah hampir mencapai target
75 persen, yakni 60,43 persen pada 2011.
"Capaian pada indikator-indikator ini merupakan
bagian dari komitmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
memberikan kado 100 tahun Indonesia pada tahun 2045, yaitu tersedianya
sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing secara global,"
kata Guru Besar Universitas Indonesia ini.
Pertemuan di ibukota negeri gajah putih ini
merupakan tindak lanjut perjanjian Dakar di Senegal tahun 2000. Saat
itu, 189 negara peserta forum sepakat menetapkan target-target yang
hendak dicapai pada tahun 2015 terkait penyelenggaraan PUS. Kali ini,
pertemuan di Bangkok dihadiri oleh perwakilan dari 27 negara termasuk
Indonesia. (NW, sumber: paudni.kemdikbud.go.id)
Baca juga di bawah ini...!
BERITA
- Pengumuman PPDB 2022 Jalur Zonasi
- INFO PSB/PPDB TAHUN PELAJARAN 2015/2016
- PASSING GRADE PSB / PPDB 2014 SMAN 13 KABUPATEN TANGERANG (PINAL)
- PELAKSANAAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) TAHUN 2013
- KEGIATAN UKA/UKG 2013 DI TUK SMAN 13 KABUPATEN TANGERANG
- DAFTAR SISWA YANG DITERIMA SNMPTN 2013
- PENGUMUMAN KELULUSAN UN 2013 SMAN 13 KABUPATEN TANGERANG
- PASSING GRADE PSB / PPDB 2013 SMAN 13 KABUPATEN TANGERANG
- UPDATE DOWNLOAD DAFTAR PESERTA SERTIFIKASI GURU (UKA/UKG) 2013 - PERUBAHAN JADWAL UKA / UKG 2013
- SOAL UN 2013 DI SUB RAYON 03 KAB. TANGERANG KURANG
- Sudahlah Pak Presiden, Tak Perlu Ada UN Tahun Depan
- 02. Guru SMAN 13 Kabupaten Tangerang
- Kabupaten dan Kota Tangerang Kekurangan Soal UN, Lembar Soal Difotokopi
- Persiapkan UN Sangat Buruk di Tingkat Pusat
- Polisi Kawal Pendistribusian Naskah Soal UN
- M Nuh: Kurikulum 2013 Tak Akan Ditunda
- Percetakan Serahkan Naskah Soal UN
- Soal UN 2013 Juga Berbeda Antarkelas
- Ini Contoh Lembar Jawaban UN 2013
- Keberhasilan Kurikulum 2013, SMAN 13 KAB. TANGERANG
- Wajah Sistem Pendidikan di Indonesia
- SIMAK UI Buka Pendaftaran Pada 6 Mei
- Minta Formasi CPNS, Pemda Harus Lengkapi Persyaratan
- 624 SISWA/SISWI SMA/MA SE-KABUPATEN TANGERANG IKUTI SELEKSI OLIMPIADE SAINS
- Pengawas UN Wajib Jelaskan Soal dan LJUN Satu Kesatuan
0 comments:
Posting Komentar